Jumat, 22 Juli 2016

Sosok Tampan di balik Sorban



Selamat siang, selamat hari Jum`at dan semoga berkah. Ada cerpen baru nih, silahkan dibaca :)


Sosok Tampan Di Balik Sorban

Siang ini mungkin tidak ada yang spesial, bahkan cuacapun juga terasa sangat tidak bersahabat. Karena apa, karena hari ini mendung begitu tebal menyelimuti langit diatas sana. Entahlah, hari ini bisa saja turun hujan dengan lebat dan membasahi pohon-pohon yang hampir mati, atau bisa saja hujan turun dengan lebat dan mengundang bencana banjir beserta tanah longsor yang bisa merenggut berjuta korban jiwa. Tentu saja itu adalah hal yang sangat tidak diharapkan. Tetapi tidak ada yang tau tentang rencana Tuhan yang begitu besar dan tak terduga. Bukankah saat ini alam sedang tidak bersahabat dengan kita.

            Aku rasa hari ini sama ceritanya dengan hari kemarin. Hari kemarin sinar matahari juga sulit menembus bumi akibat cuaca mendung. Namun setelah ku fikir-fikir tentu saja rasa itu salah besar. Bagaimana bisa hari ini sama dengan hari kemarin, sedangkan sang waktu terus saja silih berganti, berputar menuruti perintah Illahi. Hanya saja aku merasa hari kemarin lebih indah. Aku tidak bisa mengatakan hari kemarin hari buruk, karena hari kemarin ada sesosok tampan yang menorehkan warna indah untuk hariku. Apa aku berlebihan ??. Semoga saja tidak. Aku tau dia tidak menyadari akan kehadiranku bahkan dia tidak tau siapa namaku. Dia sudah lama hadir dalam episode hidupku, meski tanpa sapa. Pernah suatu ketika aku mengirim pesan untuknya

“assalamualaikum”

“waalaikumsalam..” jawabnya dari seberang sana.

Apa ada yang  tau kalau saat itu ada rasa yang tak bisa dijelaskan dalam diri ini, menyeruak masuk dalam dada, seakan menghentikan hembusan nafasku, dan seakan jantung sejenak berhenti berdetak.

“Hhaaaaaaaaaaa...!!!!!!!!!” aku berteriak membaca pesan itu. Sudah pasti aku merasa senang. Sudah pasti aku bahagia. Sudah pasti aku syok membacanya. Bagaimana tidak, aku hanya iseng mengirim pesan itu, dan ternyata ada balasan yang bagiku itu sangat menggembirakan. Mungkin orang lain akan merasakan dan melakukan hal yang sama bila dalam posisiku. Oh iya, awal mula aku bisa mengenalnya yaitu saat peringatan HUT kemerdekaan. Waktu itu aku melihatnya merasa biasa saja, karena memang dia tidak mencolok diantara teman-teman yang lainnya. Hanya sorban yang ia kenakan yang kurasa sedikit berbeda. Ia terlihat begitu anggun dan lues. Dia memakai sorban bukan karena ia aktivis dakwah ataupun seorang kiai, dia memakai sorban karena memang saat itu ia mendapat bagian untuk memakai pakaian yang seperti itu. Tetapi entah mengapa aku ingin menatap sosok yang bersorban itu lebih lama. Aku tau dia sepertinya juga menatapku dibalik lensa hitam kacamatanya. Setelah pertemuan itu aku jadi lebih sering melihatnya, dan akhirnya aku tau siapa dia dan juga aku menyukainya. Bukan dari ketampanan yang ia miliki, bukan juga dari harta atau kedudukan yang aku sukai. Aku menyukainya karena dia berbeda, dia istimewa dimataku.

Pesan itupun tidak hanya berhenti disitu saja. Saat aku berpura-pura menanyakan alamat rumahnya dia membalas dengan jawaban yang cukup jelas. Oh Tuhan, inikah mimpi. Namun setelah itu ada sedikit rasa kecewa, saat pesan yang aku kirim tidak ada balasan dari dia. Memang tidak seharusnya rasa kecewa itu hadir dalam kisah ini, karena aku dan dia bukan siapa-siapa. Aku memang mengenalnya, aku tau dia, tetapi dia mungkin sama sekali tidak tau apapun tentangku. Mungkin aku yang terlalu berharap lebih. Mungkin aku yang terlalu memberi dan terlalu mengharap balasan. Bukankah dua hal itulah yang bisa melahirkan rasa kecewa.

Andai dia tau untuk apa aku mengirim pesan kepadanya, mungkin ceritanya tidak akan seperti ini. Aku hanya ingin mengenalnya. Aku ingin mengenal sosok tampan yang telah Tuhan ciptakan. Aku ingin mengenal sosok yang hadir dalam hidupku itu. Aku ingin berteman dengan sesosok pria yang ku tau ia selalu ada di tempat-tempat yang penuh dengan rahmat Tuhan, yang selalu dipenuhi dengan untaian kalimat-kalimat dzikir. Tentu Tuhan punya rencana mengapa aku dan dia bisa berjumpa. Entahlah, biarkan waktu yang akan menunjukkan jawaban.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar